Travel ke Hongkong

International Marketing LB23
eMarketing Management 
Felix Felicio 

Day 1 
Jadwal take-off kami pukul setengah 9 pagi. Jadilah kami perlu sampai di bandara agar lebih aman maksimum pukul 7 pagi. Kami memang sudah melakukan check-in online tapi karena membawa bagasi dan juga boarding pass tidak bisa dicetak jadilah kami harus berangkat pagi. Target kami berangkat jam 5 pagi. Tapi nyatanya dengan santai kami baru berangkat jam 6 dan diantar mertua saya. Kami baru sadar bahwa itu hari senin. Apalagi setelah tol baru ke bandara dibuka, tol simatupang semakin hari semakin macet karena dipenuhi truk-truk hasil pengalihan. Kami benar-benar tidak memperhitungkan hal ini. Gara-gara macet ini juga saya tidak merasa pusing ketika makan dimobil sangking saya sudah senewen dan bercampur lapar.
Jam setengah 8 teng kami sampai di terminal 3 dan aman, kami masih bisa drop baggage dan print boarding pass. Tanpa tiket fisikpun bisa lewat pintu keberangkatan. Yang penting ada yang bisa membuktikan kita akan berangkat. Saya ya pakai ipad saja. Jam 8 kami siap boarding dan setengah 9 take off. Berhubung kami pakai tiket promo pastilah bukan direct flight. Kami harus transit di Kuala Lumpur. Dua jam perjalanan sampai ke KLIA 2 tidak begitu berasa karena kami sibuk makan. Makanan dari maskapai Air Asia itu enak juga ternyata dan tidak terlalu mahal asalkan kita harus pre-order saat kita book tiket. Saya memesankan kami makanan untuk seluruh penerbangan kami. Untuk ke KL ini saya memesan Nasi Goreng untuk mamas dan Nasi Lemak untuk saya.
Sesampainya kami di Kuala Lumpur kami berdua sempat kebingungan, pasalnya ini pertama kalinya kami menggunakan sistem transit. Kami kebingungan apakah perlu ambil bagasi dulu atau bagaimana. Akhirnya modal nekat mengikuti petunjuk yang ada di e-ticket kami langsung check-in di loket transit dan ternyata kami tidak perlu memikirkan bagasi kami. Bagasi akan langsung ditransfer ke penerbangan kami selanjutnya. Maafkan keudikan kami ya. 
Baru kali itu kami, saya terkhususnya, menginjakkan kaki dibandara baru Kuala Lumpur yaitu KLIA II. Bandaranya cozy tapi memang tidak banyak yang dilihat disana menurut saya. Koridor menuju boarding gate juga agak monoton dan cenderung sepi, saya kurang suka. Tidak seperti Chan*i #ya iyalah#. Mungkin karena waktu itu bandaranya masih dalam proses perampungan sebelum grand opening kali ya. Tapi paling nggak, waktu kami sampai pas lagi ada rumah kebalik yang bisa kami pakai foto-foto :D.
Setelah dua jam transit kami kembali memasuki pesawat, take off menuju Hong Kong. Bagian ini niyh saya excited campur nervous, karena saya belum pernah berada dalam pesawat diatas dua jam. Duh, tegangnya bukan maiiiinnn. Mana selama perjalanan ke Hong Kong itu kurang mulus sama sekali, turbulance melulu. Hanya makan dan tidur yang menghibur. Untuk penerbangan ini saya dan mamas memesan jenis makanan yang sama yaitu Roast Chicken. Akhirnya, jam setengah 6 waktu hong Kong kami mendarat di Terminal II, Hong Kong International Airport. Yeayyy!!!!
Kesan pertama melihat HKIA, hmmmm sangat kaku dan gelap. Terlalu monoton. Kembali saya tidak suka suasananya. Udah gitu disisi sebelahnya ada bukit-bukit tinggi. Ditambah lagi untuk menuju terminal kedatangan cukup jauh, perlu menggunakan bus yang saat itu antrinnnnyyyyyaaaa nggak ketulungan karena banyak pesawat yang sehabis mendarat. Paling tidak yang menariknya adalah sangat tertib dan ada penjaganya sebelum naik bus kayak naik bus di halte trans jakarta itu. Nggak ada dorong-dorongan. Tapi sensasi sebelum mendarat itu loh, keren!! Karena HKIA seperti mengapung diatas air kayak bandara-bandara pesawat angkatan udara nya AS itu loh.
Sampai terminal kedatangan kami langsung menuju tempat pengambilan bagasi. Tidak perlu waktu lama kami menunggu bagasi kami. Sebelum kami keluar area, ada salah satu corner informasi jika kita butuh informasi mengenai transportasi dan tempat-tempat wisata di Hong Kong. Langsung saja saya bertanya bagaimana meraih hotel kami. Mereka memberi petunjuk dengan lugasnya dan langsung menyarankan kami membuat octopus card untuk memudahkan transportasi kami.
Octopus card merupakan kartu serba guna seperti Flazz BCA atau sejenisnya yang dipakai untuk alat pembayaran di moda transportasi dan juga alat belanja. Sebenarnya ada paket octopus card + kereta express ke Hong Kong kota. Tapi setelah kami hitung biaya yang cukup tinggi dan waktu yang tidak terlalu jauh berbeda, kami tidak membeli paket itu dan memutuskan naik Cityflyer Airport Bus ke hotel sekalian ingin melihat pemandangan sekitar. Sekadar informasi berkeliling di Hong Kong untuk transportasi umumnya bisa menggunakan MTRCitybus, atau Taxi. Silahkan klik masing-masing link untuk detailnya. Saya sendiri menyarankan naik MTR didalam kota untuk menghemat waktu karena tidak lama menunggu MTR nya. Tapi beberapa MTR yang juga jadi percabangan suka agak tricky sehingga terasa lebih lama daripada naik bus. Kalau lagi nggak macet naik bus di Hong Kong juga cepat.










MTR Route

Pilihan kami tepat karena akhirrrnnnyyyyaaaa saya naik bus tingkat. Yeayyy!!!! (ketahuan udiknya). Busnya juga nyaman, bersih, dan dingin, serta aman. Koper kami taruh ditempat koper dibawah dan kami duduk di lantai dua. Koper dapat dipantau dari TV, karena didepan koper, ditaruh CCTV. Walau kami excited tetap kami harus jaga-jaga jangan sampai kami kelewatan turun.
Perjalanan menggunakan bus nomor 22 menuju shelter yang kami tuju, yaitu shelter MTR Ngau Tau Kok, memang lumayan lama sekitar 2 jam. Setelah turun halte kami masih kebingungan bagaimana meraih hotel kami. Kami merasa seperti orang tersasar pasalnya sekeliling kami terdiri dari gedung-gedung perkantoran bertingkat tidak seperti kawasan ramai wisatawan yang seperti kami lihat di TV. Bahkan kami sempat memasuki area perkantoran dan diliatin orang-orang karena kami bawa koper-koper besar di hari Senin. Wajar saja karena hotel yang kami pilih itu memang dikawasan “Industri” menurut reviewnya. Setelah jalan sana-sini menggeret koper dan bertanya akhirnya sampai juga. Sampai pintu depan hotel kami takjub, kerennn bangeettt. Untuk urusan hotel ini akan saya review terpisah saja ya, biar lebih afdol 😀
Karena sampai hotel sudah kurang lebih jam setengah 9 malam, kami tidak berniat kemana-mana seperti draft itinerary kami. Kami hanya mau pergi cari makan lalu balik ke kamar hotel. Makanan pun hanya kami beli di Mc’D yang kami lewati saat mengarah ke hotel. Habis itu kami pelukan dan bobo deh… Hehehe… Ya, hanya seperti inilah kisah hari pertama kami.

Day 2
Pagi ini kembali kami menyiapkan diri untuk melintasi perbatasan HK - Macau di Hongkong China ferry terminal.

Jika ingin menyeberang ke Macau dari Hongkong ada 2 pelabuhan yg bisa kita lalui.

1. Di sisi Kowloon. Nama pelabuhannya : Hongkong China Ferry Terminal

Biasanya juga di sebut rute Kowloon - Macau

2. Di sisi Hongkong Island. Nama pelabuhannya : Hongkong Macau Ferry Terminal.

Biasanya juga di sebut rute Hongkong - Macau



Guesthouse kami Cosmic berada di Kowloon dan pelabuhan dapat kita tempuh dengan jalan kaki santai sembari menikmati udara pagi Hongkong kira2 10-15 menit. Kami berjalan menyusuri Kowloon Park yg terlihat sangat rindang dan juga kicau burung dpt kami dengar bersahutan di tengah2 megahnya gedung yg mengitarinya. Sesampai di terminal pelabuhan yg bersih dan megah, kami memilih jasa ferry Turbojet (berwarna merah). Kami membeli tiket kelas economy untuk pukul 7a.m. seharga HK$ 151.

 Ferry Turbojet ini melayani pelayaran ke Macau selama 24 jam, tapi jika Anda berlayar pada jam malam (night sailing) mereka harga yang di berikan juga lebih mahal. Untuk layanan Day sailing (pagi - sore) terdapat tiap setengah jam. Jadwal lengkap dan harga Ferry Hongkong-Macau bisa di cek di sini.
Layanan ini dapat di beli online melalui Online Ticketing Service tapi dengan resiko, jika Anda tidak bisa sampai tepat pada waktunya di pelabuhan maka tiket Anda akan hangus. Tidak ada refund atau pergantian jam.
Hati2 jika Anda pergi pada saat peak season atau peak hour (banyak orang Hongkong yg bekerja juga di Macau jadi mereka pulang pergi) Beri jarak waktu kurang lebih 30 menit sebelum keberangkatan Anda sudah memiliki tiket karena masih ada prosedur dan antrian Imigrasi yg harus di lewati.  
Tips : Jika ingin menikmati pemandangan dekat jendela, kita juga bisa meminta pada petugas yg menempelkan stiker nomor tempat duduk kita ketika kita akan memasuki ruang tunggu pemberangkatan. 
Pukul 7 kami meninggalkan pelabuhan dan menuju ke Macau yg dapat di tempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam. Dari kejauhan kita dapat melihat jembatan megah yg menandakan kita sudah akan merapat dan tiba di Outer Harbour Macau. Yeahh....satu lagi negara yg telah ku tapak. hihihi...


Setelah menyelesaikan prosedur imigrasi masuk ke Macau, kami mencari pusat informasi dan peta. Tapi sayang masih tutup dan tidak ada free map yg bisa ditemui. Ok dah, saya masih punya 1 peta lama jadi no problem deh pikir saya.


Macau Map
source : onlinechinatours
Taipa & Coloane Map (Macau)
source : chinatouristmap
Wilayah Macau terbagi menjadi 4 bagian : Macau, Taipa, Cotai, Coloane. Secara garis besar tourist area banyak terdapat di bagian Macau. Airport Macau, hotel2 besar serta casino dan golf club banyak terdapat di daerah Taipa/Cotai. Kemudian kehidupan dan budaya masyarakat Macau sehari2 banyak ditemukan di Coloane.


Karena keterbatasan waktu kami hanya explore daerah Macau. Tujuan pertama kami sangatlah dekat, tinggal kami ikuti arah volcano buatan yg nampak jelas terlihat dari Macau Outer Harbour ini maka kami akan tiba disebuah theme park bernama Fisherman's Wharf. 



Karena tujuan kami hanya ingin berfoto maka sangat tepat kami tiba sebelum wahana ini di buka. Disini kita bisa mengagumi tiruan keajaiban dunia pertengahan : Colloseum, Italy - Roma. Sejenak kita akan merasa berada di Roma dan di kelilingi oleh arsitektur2 khas Roma.




Salah satu keunikan Macau adalah begitu banyaknya shuttle bus dari hotel2 berbintang yang tersebar di Macau tanpa biaya alias FREE. Perwakilan dari hotel2 ini telah siap di luar terminal untuk menjaring tamu2 menginap di hotel mereka ataupun hanya sekedar bermain di casino2 yg mereka sediakan. Jadi kami kembali berjalan ke Outer Harbour dan mencoba memanfaatkan shuttle bus Hotel Grand Lisboa (berwarna hijau)

Arsitektur luar biasa dari Grand Lisboa Hotel

Keluar dari lobby Grand Lisboa, kami berjalan ke arah kanan sekitar 2-3 blok dan kami menemukan kawasan icon dan bangunan2 bersejarah khas Portuegese yg dikenal sebagai Senado Square. 
Senado Square
Barisan toko2 makanan dan souvenir

Jalanan paving bergelombang di kawasan ini juga di desain oleh seorang ahli dari Portuegese yang pernah menjajah Macau. Akhirnya kami menukar uang dengan mata uang Macau - Patacca blok pertama kawasan ini .
World Heritage : Igereja De S. Domingos
Berdiri sejak tahun 1587 dan masih di gunakan sampai saat ini 


Mengikuti jalanan berpaving ini kami dimanjakan oleh banyaknya jajanan dan tempat berbelanja. Banyak tenant2 ternama seperti Giordano juga membuka toko di jalanan penuh wisatawan ini. Satu hal yg must try di sini : Portuegese Eggtart! Oh..1, 2 or 3 is never enough for me...sayang nya tidak bisa di bawa pulang. :(

Koi Kei Egg Tart! One is never enough!
Terus kami mengikuti arus menuju ke gang2 yg lebih kecil tapi sarat toko souvenir, penjaja dendeng yg menawarkan tester, penjaja almond cookies, baju, dll. Aroma makanan begitu kental di jalanan ini mengundang selera. Ada lagi makanan khas Macau yg harus di coba : Pork Chop burger, salah satu yg terkenal bernama Tai lei loi Kei 


Dibarengi terik matahari yg menyengat kami terus berjalan menuju ke Ruins of St. Paul's (Ruinas de S.Paulo) yg letaknya cukup tinggi sehingga kita bisa melihat sedikit pemandangan kota Macau.

Reruntuhan gereja MaterDei ini di bangun pada tahun 1602-1640 dan kemudian terbakar pada 1835. Sekarang 1 sisi gereja yg tersisa itu menjadi sebuah icon penting Macau.

Ruinas de S.Paulo
Puas menyaksikan pusat kota sarat sejarah ini, kami membeli sedikit oleh2 di Pastelaria Koi Kei. Toko oleh2 cemilan khas Macau yg berada di kanan jalan ke arah St.Paul dan cukup dekat.
Koi Kei, seperti toko2 lain nya, mereka menyediakan berbagai macam tester.
Beruntung sekali hujan tiba ketika kami sudah selesai menikmati Senado Square dan sekitarnya. Karena kondisi yg tidak memungkinkan kami mencari Macau Inner Harbour (tourist information di St Paul jg kurang paham tentang Inner Harbour yg mgkn tidak terlalu banyak di pakai oleh wisatawan), dimana kita juga bisa menemukan free shuttle bus lagi maka kami memutuskan naik taxi kembali ke Outer Harbour. Taxi disana juga tidak mahal ternyata. Dari St Paul sampai outer harbour argo menunjukkan 25 PTC.


Setiba di outer harbour, kami berpindah naik ke The Venetian shuttle bus. Hotel ini dapat di jangkau dalam waktu kurang lbh 15 menit melalui Friendship Bridge. The Venetian adalah sebuah komplek hotel, entertainment, dan casino.

Kami hanya mengekplorasi pusat perbelanjaannya yang di bangun menyerupai kota Venice dengan San Luca Canal di tengah2. Wisatawan yg ingin merasakan naik gondola dengan nahkoda yg di dandani persis dinegara asalnya bisa membeli tiket di port gondola itu. Para nahkoda ini adalah orang2 yg sudah di didik dengan profesional dan mereka juga bertugas menghibur tamunya dengan bernyanyi dalam bahasa Italian.



Ada 1 tempat yg tidak kami lewatkan Lord's Stow Eggtart (unit 2119a, level 3, Marcopolo district, the grand canal). Usaha bakery ini sudah berdiri sejak 1980 dan sekarang terkenal akan 1 jenis eggtartnya yang t.o.p. !

Have I told you that Macau-Portueges Eggtart is  PERFECTO?
Yeah I diiidd!! I'm sorry but I can't help to say it once again hihihi...

Kami tidak begitu mengerti aturan casino dan juga taruhan awal yg di tetapkan juga cukup tinggi bagi kantong kami. Jadi kami hanya lewat dan melihat2 penuhnya casino itu walau ini bukan weekend. Casino ini tidak terlalu ketat peraturan berpakaiannya, tidak seperti casino di Genting yg pernah saya kunjungi.

Puas tengok kiri kanan,kami segera kembali ke outer harbour naik free shuttle bus lagi.

Sebenarnya Macau juga akan sangat hidup dengan lampu2 yg megah di malam hari. Jadi untuk menikmati Macau dengan lengkap saya sarankan setidaknya 2 hari 1 malam di Macau.

Saya membeli tiket kembali ke Hongkong dengan Turbojet lagi, tapi kali ini saya tidak kembali ke Kowloon (TST) melainkan menuju Hongkong Macau Ferry Terminal di Hongkong Island. Untuk kelas economy tiketnya seharga PTC 140 untuk pemberangkatan pukul 5:45 pm dan waktu yg ditempuh juga kurang lebih 1 jam.



(Hongkong Island)

Tujuan kami berikutnya adalah naik ke The Peak. Setiba di Ferry Terminal kami mencari MTR Sheung Wan station dan turun 1 stop berikutnya di Central station. Dari sini kami mencari Star Ferry Terminal (ini adalah terminal ferry yg menghubungkan bbrp tempat lokal di Hongkong). Kami jadikan clock tower di terminal itu sebagai panduan arah kami karena di bawah clock tower itu lah Terminal 8 berada. Di terminal ini kita naik bus nomor 15 C dengan atap terbuka untuk menuju The Peak tram terminus. Perjalanan hanya memakan waktu tidak lebih dari 10 menit.



Karena kami sudah memiliki tiket tram yg di beli di Goldencrown pada hari kedua, maka kami langsung masuk ke antrian naik tram. Perjalanan 7 menit dengan tram yang memakai rel dengan kemiringan sekitar 45 derajat sungguh mendebarkan. Tram ini tempat duduknya hanya tertuju pada 1 arah, kalo tidak 1 arah kita bakal terjun bebas dah :p

Duduklah di sisi kanan jika memungkinkan, sehingga bisa melihat sedikit pemandangan kota Hongkong.

Setiba di atas, kita akan langsung di sambut oleh beberapa toko2 souvenir yg harganya cukup ok lah. Lalu kemudian kami ketemuan dulu dengan artis2 kondang di Madame Tussaud karena sudah mendekati jam tutup museum.

Artis dan tokoh2 terkenal dunia di Madame Tussaud

Madame Tussaud adalah seorang art tutor dari saudara perempuan King Louis XVI dan kemudian merintis berdirinya museum patung lilin (wax) yg pertama kali dibuka pada sekitar 200 tahun lalu!! Di museum ini kita bisa berfoto langsung bersama tokoh2 dan artis dunia. Jadi puas2in aja berfoto dengan idolamu.
Madame Tussaud opening hours : 9.45 am to 10 pm

Keluar dari sana, kami menuju Sky Terrace. Sebuah rooftop area yang berada di lantai 5 dan hanya bisa kita raih melalui eskalator. Dan ini lah apa yg dapat kita lihat sesampainya di atas :

Hongkong - City of Lights

Kami tidak berlama2, karena awan hujan sudah bergulung mendekat. Kami segera kembali ke area hotel di Tsim Sa Tsui, karena sudah terlalu capek untuk mencari makanan local di tengah malam akhirnya kami memutuskan makan di Burger King (2 blok dari GH kami) lalu pulang dan beristirahat dan packing karena esok kami meninggalkan Hongkong. 

Day 3
Setengah hari ke 4 ini aku habiskan di Hongkong Island dan Kowloon sebelum meninggalkan Hongkong dan masuk kembali ke Shenzhen.


Setelah menitipkan ransel2 kami di Cosmic Guesthouse (free of charge sampai dengan pukul 18:00), kami menuju ke Shueng Wan MTR station exit B. Di sana  kami melihat sebuah bangunan pasar tertua dengan gaya arsitektur Edwardian yg di bangun pada 1906.



Western market sekarang ini menjadi sebuah pusat perbelanjaan yang cukup lengang di banding pusat2 perbelanjaan lain di Hongkong. Jam buka nya jam 9am-7pm.



Salah satu tujuan kami mampir di Western Market juga karena persis di belakang gedung ini ada Tram Terminus (pos pemberhentian tram). Tram hanya bisa kita jumpai di Hongkong Island dan bergerak pada jalurnya dari ujung Kennedy Town terminus sampai dengan Shau Kei Wan terminus melewati beberapa titik pemberhentian di sepanjang Hongkong Island. Kami sendiri bertujuan untuk turun di Causeway Bay Terminus.




Ding Ding Tram - Jauh dekat HK$ 2.3. Tidak usah takut kesasar.
 Jika kelewatan langsung turun saja di next stop dan ambil tram ke arah sebaliknya 

Jangan lewatkan sensasi melihat kehidupan lokal di Hongkong Island dengan duduk di tingkat atas. Ini adalah salah satu cara hemat berkeliling Hongkong Island. Cara naik tram ini adalah naik dari belakang dan kemudian ketika turun dari pintu depan kita bisa bayar dengan Octopus Card. Di tiap pemberhentian tram ada peta jalur yg dilaluinya. Jadi kita bisa pilih pemberhentian terdekat ke tempat tujuan kita.

Jangan naik Ding-Ding dari pintu depan. Pintu depan adalah pintu keluar.
Tram sudah menjadi suatu bagian hidup orang Hongkong sejak 1904. Untuk lebih mengetahui sejarah double-deck tram yang juga oleh orang Hongkong di sebut "Ding Ding" bisa klik di sini


Pagi ini kami ingin mencicip dimsum yang terkenal di Hongkong sebagai menu favorit lokal maupun wisatawan. Kami memilih Pier 88 restaurant di Sino Plaza (arah belakang Sogo Causewaybay). Dimsum restaurant di Hongkong selalu penuh dan ramai terutama di pagi hingga menjelang siang.


Ada perbedaan budaya yang saya pelajari di tempat makan di Hongkong ini, dan nampaknya ini juga berlaku di China. Jadi, ceritanya saya tidak terlalu bisa minum teh atau kuah panas. Jadi saya selalu membuka tutup poci teh chinese yg di hidangkan agar tidak terlalu panas ketika saya akan meminumnya. 
Tapi ternyata hal ini tidak boleh kita lakukan di sana, karena membuka tutup adalah tanda kita meminta poci teh tersebut di isi kembali. Jadi malu saya ketika teh poci yg masih penuh di ambil lagi oleh waitress :p 

Hidangan otentik Hongkong memberikan energi pada kami untuk melanjutkan perjalanan ke Stanley Beach. Dengan kondisi cuaca yang sedang hujan, kami mencoba peruntungan dengan harapan di Stanley tidak hujan atau sudah berhenti.
Kami berjalan kaki mencari Tan Lung Street di dekat Times Square via Hennesy Road, di mana Green Minibus number 40 akan mengantar kami ke Stanley Beach dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Minibus ini beroperasi 24 jam dan berangkat setiap 2-5 menit (06:00 - midnight) biaya HK$ 9 dan setiap 15 menit (midnight - 06:00) biaya HK$ 11. Ketika naik, kita tap octopus card kita pada alat sensor di sebelah pintu masuk. Minibus ini akan berhenti beberapa kali, sedang Stanley Beach adalah pemberhentian terakhir. Jika takut terlewat, 1 pemberhentian sebelum stanley beach adalah sebuah bangunan mall kecil di kanan jalan. Jadi minibus akan menyeberang jalan masuk ke latar mall kecil itu lalu berputar balik lagi ke jalan raya.
Tiba di kawasan wisata ini rintik hujan masih turun, tapi jangan khawatir karena selain pantai, kawasan ini juga terkenal dengan marketnya. Beberapa toko di pintu masuk memang lebih terbuka, jalanannya tanpa atap, tapi jika kita masuk sedikit lebih ke dalam, ke lorong2 di dalam market ini, kita tidak perlu khawatir akan kehujanan karena ada terpal2 yg menaungi. Stanley Market tidak seperti Ladies Market dalam soal harga. Di Stanley market ini harga relatif lebih mahal dan kita tidak bisa menawar terlalu banyak namun barang yg di jajakan juga ada perbedaan jenis dan kualitas.


Kami kembali ke area Kowloon setelah puas berkeliling di Stanley Market dengan Green Minibus 40 lagi dan berhenti di dekat MTR causewaybay. Biaya yang terpotong pada octopus card kami juga sama yaitu HK$ 9. Dari Causewaybay kami menuju MTR Sam Shui Po station exit D2. 
Saya takjub dengan pemandangan di Golden Complex yg persis letaknya di depan exit D2. Golden Complex adalah sebuah bangunan 2 lantai yg penuh berisi toko yg menjual gadget2 dan aksesoris komputer khususnya. Saya sendiri sempat membeli tablet 7 Inch bermerek Ainol. Harga di sini adalah harga pas, tidak pake nawar. 


Ternyata di kawasan Sam Sui Po ini jg patut di jadikan tujuan untuk berjalan2 dan wisata kuliner. Banyak penjaja makanan lokal serta cemilan2 selain yg jual gadget di luar Golden Complex. Dari exit D2 ini jika kita berjalan 2 blok, akan kita temukan Un Chau Street.  Di sanalah kami mencari Lok Lam Snack yg buka dari jam 3pm - 1.30am. Di Lok Lam ini kita bisa merasakan aneka hidangan dessert khas Hongkong seperti Puding Mangga, egg white and milk pudding, Black sesame dumplings in ginger soup, tofu pudding dan lain2. Mereka punya menu berbahasa Inggris ;) Soal rasa? Lidah saya tak bisa bohong....wenaakkk... :p
Deliciouss... tofu pudding

Sayang kami tidak bisa berlama2 mencoba berbagai menu, karena harus kembali mengambil ransel2 kami yg di titipkan di Cosmic dan segera meninggalkan Hongkong. Jadi menu dessert (penutup) khas Hongkong ini menjadi makanan penutup juga untuk petualangan kami di Hongkong.

Dengan barang bawaan yg cukup berat di punggung kami, kami berjalan cukup lambat di bandingkan gerak cepat langkah penduduk lokal yg pulang kerja. Yah..salah jam deh. Tujuan kami yaitu kembali ke LoWu station dan kemudian melewati imigrasi kembali masuk ke Shenzhen. Perjalanan panjang sekitar 1 jam harus kami tempuh dengan berdiri karena MTR sangat penuh. 

Selepas imigrasi Shenzhen, kami kembali naik Metro (klik disini untuk cara naik metro) menuju Lao Jie station exit C. Disanalah hotel kami Xiang Mei  berada. Kami sempat kesulitan mencari letak hotel ini karena minimnya peta yg bisa di temukan di perbatasan Lowu, tapi berkat bantuan penduduk lokal dan juga berkat voucher hotel yang kami print dari Agoda yg berisikan alamat lengkap serta nama hotel dalam bahasa Inggris dan Chinese, akhirnya kami menemukan hotel yg cukup bersih ini.


Keluar dari exit C kita akan langsung di sambut pertokoan dan ikuti saja arah petunjuk yg mengharuskan kita memutari bbrp toko ke kanan sebelum akhirnya kembali putar balik ke kiri. Keluar dari pertokoan tersebut tinggal kita belok kanan menyusuri jalan sampai ujung. Di sana kita akan temui gedung besar tanpa huruf latin.
Book Now : Clean and Strategic hotel in Shenzhen

Awalnya kami tidak menduga bahwa hotel murah di Shenzhen ini letaknya sangat2 strategis yaitu dekat sekali dengan Dong Men Shopping street. Jadi saya sangat rekomendasikan hotel murah Xiang Mei Lao Jie branch ini. Saya bilang murah karena dengan lokasi yg strategis, kamar yg luas saya hanya perlu merogoh kocek tidak sampai 300 ribu untuk 2 orang. Thanks to Agoda!



Nice dinner @ Juwei - Lao Jie
We get a free hot tea 

Satu hal lain yg membuat saya tidak menyesal memilih hotel ini adalah sebuah restaurant di sebelah kirinya (kurang lebih 100 meter) bernama Juwei. Setelah check in di Xiang Mei, kami segera mengeksplorasi daerah sekitar dan iseng mencoba restaurant yg open to 2a.m ini. Awalnya kami ragu dan takut harganya tidak sesuai saku, tapi ternyata makanan disana cukup murah2 bahkan sepertinya lbh murah dari restaurant sekelas di Indonesia.

Day 4
Setelah kesan pertama yg menyenangkan di restaurant Juwei di hari ke 4 maka di hari ke 5 ini kami kembali lagi ke restaurant ini untuk sarapan pagi. Tapi di pagi hari restaurant yg buka dari jam 7a.m. ini menjual menu yg berbeda. Dan menu ini tidak kalah nikmatnya. Cara memasaknya pun unik. Hanya butuh waktu sekitar 1-2 menit sampai makanan ini tersaji di meja kita. Rasanya mirip dengan makanan "Cheung Fun" yg bisa kita temukan di restaurant dimsum.
Chinese Fast Food only RMB 7 : Some kind of spring roll skin in oyster sauce
There are 2 option : with/without egg 

Persis di sebelah restaurant ini ada tangga turun yg menuju Metro station. Dari Lao Jie saya naik metro ke OCT / Huaqiaocheng station exit D.Click for SHENZHEN METRO MAP & How to take subway in Shenzhen. Tujuan pertama kami adalah


Splendid China and Chinese Folk Museum 锦绣中华

How to get there :

By bus : bus number 1, 101,21,26,105,113,201 and many other bus get off at "Konka Group" atau "Splendid China" and 5 minutes walk.

By Metro : OCT /Huaqiaocheng station (line 1 - green)

Tiket masuk ke dua tempat ini di jual 1 paket yaitu : RMB 120

Opening hours : 

Splendid China : 10:00 - 18:00

Folk Culture Village : 10:00 - 21:00



Ada beberapa cara menikmati taman buatan sebesar kurang lebih 30 hektar ini.

1. Berjalan kaki

2. Naik kereta rame2 (tapi saya tidak bisa memberi info harganya)

3. Menyewa sepeda listrik seharga RMB 60 /hour (1 orang) dan RMB 120/hour (2 orang)

Naik sepeda listrik ini sangat nyaman dan kita bisa berhenti sesuka hati kita untuk berfoto atau melihat2 pertunjukan yg di sajikan di dalam taman ini.
Waktu yang saya sarankan : 5-6 jam dengan perpaduan jalan kaki dan sewa sepeda listrik

Dari pintu masuk, Splendid China ada di sisi kiri  dan Chinese Folk Museum ada jurusan arah kanan.



(Splendid China)

Splendid China adalah bagian taman yang saat ini memiliki 82 bangunan tiruan dari icon2 budaya dan kekayaan alam di seluruh penjuru China. Dihadirkan dalam skala 1:15 dari bangunan aslinya, miniatur2 ini memudahkan kita menikmati keindahan China dalam beberapa jam.

Beberapa icon terkenal yang ada di sana adalah:

- The Great wall  



- Nine dragon screen wall (Shanxi)

- Memorial temple of Zhuge Liang (Sichuan)

- Shaolin Monastery (Henan)

- The old summer palace (Beijing)

- Ming Dynasty tombs (Beijing)

- Temple of Heaven (Beijing)

- Terracota Warriors and Horses (Shanxi)

- Potala Palace (Tibet)

Untuk menghemat tenaga gunakan kereta atau sepeda listrik untuk berkeliling Splendid China

(Chinese Folk Museum)

Bagian taman yg ini menyajikan pertunjukan2 kebudayaan China. China adalah sebuah bangsa besar dengan beragam suku. Di Chinese Folk Museum ini, dihadirkan perwakilan dari suku2 China. Ada orang2 yg berpakaian sesuai suku yg diwakilinya, pemandangan dan rumah2 di buat sesuai bentuk asli rumah suku itu, beserta budaya suku tersebut.

Charm
Tempat menyimpan bahan makanan di dinding luar rumah

Kita juga bisa menyaksikan tarian dan budaya mereka dalam pertunjukan yg sudah di kemas apik dan menarik pada setiap desa2 tersebut. Jam pertunjukannya pun sudah di kemas sedemikian rupa sehingga kita bisa menikmatinya secara berurutan ketika kita berjalan menyusuri Chinese Folk Museum ini.

Penonton di ajak melihat cara tradisional suku Li ini menghidupkan api
Penari Tibet

Pertunjukan2 di Chinese Folk Museum :

Wei Ethnic Village - The Tianshan People 

Show : 10:30-15:00-16:40

Tibetian EthnicVillage - Mysterious Tibet

Show : 11:00-14:40-15:40

Li Village : Halonggui

Show : 13:20-16:30

Va Ethnic Village : Amazing mt.Awa

Show : 12:20-14:30
Mosuo People Village : a Story of the Girls' Country
Show : 13:30-16:30
Dai Ethnic Village :BannaCustom
Show : 11:30-16:00
Miao Ethnic Village : Love of Reed-popeWind
Show : 13:00-16:20
Yi Ethnic Village : Hometown of Ashima's
Show : 14:00-15:50



Jika kaki sudah penat disana juga tersedia bbrp tempat makan dan penjaja souvenir serta cemilan. Selain show di tiap "desa" buatan tersebut, ada 3 show utama yg "must watch" kalau ada waktu.



Battle on horseback show - Golden Spear Dinasty

Show : 14:00 /16:00

Sebuah pertunjukan memukau yg mampu membuat merinding dengan sound effect nya, kemampuan berkuda para personel pertunjukan ini sangat mengagumkan. Mereka berkuda lengkap dengan pakaian perang dan senjatanya bak di film perang.



Dancing Show in Traditional Costumes Oriental Apparel

Show : 17:00

Dragon and Phoenix Dance

Show :19:30

Memadukan music, tarian, magic, lights show, martial arts, sebuah pertunjukan kolosal yang sangat menakjubkan tentang China.



Saking serunya kami berkeliling di taman ini, akhirnya kami memutuskan untuk meniadakan tujuan kami berikutnya ke Window of the World (WOW) / Shijiezhichuang. Kami memutuskan memilih Splendid China dengan alasan berhubung kami sedang berada di China, jadi kami ingin menikmati budaya2 dan cerita tentang China lebih dulu. Sedang Window of the World adalah taman miniatur yg mirip dengan Splendid China tapi berisikan icon2 dan keajaiban dunia seperti Merlion dari Singapore, Sidney Opera House dari Australia, The Grand Pallace dari Thailand, Eiffel Tower dari France, dan berbagai wahana dari Inggis, Spanyol, India, Germany, Greece, dll, termasuk Borobudur dari Indonesia.



Window of the world sebenarnya tidak jauh dari Splendid China. Hanya 1 stop station metro. Untuk ke Window of the world kita turun di station WoW exit J. Tiket masuk taman ini adalah RMB 140.

Waktu yg saya sarankan untuk menikmati Shenzhen minimum 2 hari 

Huaqiangbei

Akhirnya kami keluar dari Splendid China dan kembali menggunakan Green Line Metro menuju Hua Qiang Road station.Keluar dari metro station, kami disambut oleh bau eggtart! hahaha mana tahan, akhirnya saya membeli beberapa untuk mencicipinya.



Setelah itu saya langsung masuk gedung pertama di depan exit metro itu dan alangkah takjubnya saya bahwa mall ini penuh berisi segala jenis kebutuhan akan elektronik. Lantai pertama penuh dengan etalase2 berisi komponen komputer, chip2, baut kecil2, dsb. Tidak perlu membeli, melihat jumlahnya saja sungguh menakjubkan. Lantai 2 menjual kabel2, lantai 3 menjual pc dan laptop, sampai ada 5 lantai dengan bagian2nya sendiri.



Gedung ini hanyalah 1 gedung mall dari sekian gedung lain di kawasan Huaqiangbei ini. Masih ada gedung2 lain dengan barang elektronik2 lainnya, bahkan ada 1 gedung khusus menjual jam tangan ber-merk.



Luohu Commercial City

Kami kembali lagi ke kawasan Luohu station, tapi kali ini bukan untuk urusan imigrasi lagi loh :p

Shenzhen adalah salah satu kota di China yg terkenal sebagai tempat berbelanja yg harganya miring. Selain harga yang murah beragam barang yg di tawarkan juga menjadi daya tarik sendiri. Salah satu tujuan belanja di Shenzhen adalah Luohu Commercial City yg tepat berada di perbatasan menjelang Hongkong. Jadi tepat sebelum kita masuk ke daerah Imigrasi ada gedung bertingkat di kiri kita. Disanalah LCC berada.

Kenali barang yg akan Anda beli. Jika tidak bisa membedakan kualitasnya jangan percaya pada keasliannya.
Tawarlah sekitar 1/8 dari harga yang di tawarkan. Memang kadang membuat kita berpikir apa ga keterlaluan nawarnya? Tapi harga yg ditawarkan mereka juga sudah di tinggi2 kan untuk kita yg berwajah turis.

Dongmen Shopping Street

Puas melihat lengkapnya Luohu Commercial City, kami beranjak kembali ke Lao Jie station dimana area hotel kami berada.



Kebetulan di area ini pula sebuah area belanja yg lebih besar lagi dari LCC berada. Area Dongmen ini berisi ratusan toko kecil di kiri kanan jalan. Kebanyakan mereka menjual produl fashion. Merk2 seperti Giordano,Baleno juga menghiasi jalanan itu. Selain itu juga banyak sekali toko2 aksesoris, makanan, koper, tas, perhiasan, dll.Tidak mampu lagi melihat dimana ujung toko2 ini berakhir, maka kami berjalan pelan kembali ke hotel Xiang Mei.



Tapi di tengah perjalanan ada suara yang menarik perhatian kami. Sebuah suara nyanyian negara Arab yg cukup keras, kemudian kami melihat kerumunan di depan sebuah toko. Ternyata itu adalah sebuah stand makanan yg hanya menjual 1 menu : satay kebab raksasa. Hanya saja uniknya, penjualnya menari dan menyanyi sembari menunggu satay super jumbo di panggang. Cara yg unik untuk menarik pembeli ;)







Sesampai di hotel yang hanya terletak di seberang jalan, segera kami packing lagi untuk bersiap2 pulang di hari ke 6 kami.



Day 5 (Shenzhen-Jakarta via Kuala Lumpur)

Akhirnya petualangan kami di Hongkong-Macau-Shenzhen harus di akhiri dulu hari ini ... hiks.. Masih banyak makanan dan hal yg belum kami coba di 3 "negara" ini. We'll coming back someday!



Pagi2 kami beranjak ke Lao Jie Station dan membeli token menuju Airport East station seharga RMB 8.55. Harga yang sangat2 murah untuk perjalanan sekitar 1 jam. Seperti ulasan saya di hari pertama, Bao' An Shenzhen International Airport jauh dari bayangan kata2 international.Malah, bandara domestiknya sangat jauh terlihat lebih modern dan besar.
rif; font-size: 14.85px;">
Loket check in di bandara international juga tidak terlalu banyak dan berkesan sederhana saja, setelah melewati proses imigrasi, ruang tunggu boarding juga hanyalah 1 hall yg bs di bilang tidak cukup besar juga. Hanya ada tidak lebih dari 5 toko kecil di dalam ruang tunggu.

Jangan terlalu mengandalkan duty free di Bandara International Bao An Shenzhen ini, karena jika barang yg Anda cari tidak ada di tempat minim fasilitas ini maka Anda sudah tidak bisa keluar lagi.

Gerimis menyertai keberangkatan kami ke Kuala Lumpur bahkan pesawat Air Asia sempat delay krn kondisi cuaca. Kami hanya memiliki sedikit waktu sisa untuk pindah ke pesawat menuju jakarta di Kuala Lumpur LCCT untungnya antri tidaklah terlalu panjang sehingga masih ada waktu untuk membeli sedikit oleh2 di duty free dan juga toko cemilan di LCCT ini.www.travelblogger.comhttp://www.travelblogger23.com/http://www.travelblogger.com/

Komentar